Sabtu, 29 November 2014

Rivandi_ strategi tata letak (Layout)



Strategi Tata Letak (Layout Strategy)
 A. Pengertian Tata letak
    Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang.
    Tata letak adalah keputusan mengenai penempatan mesin-mesin pada tempat terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja ( pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan ( dalam pengaturan rumah sakit atau departemen store).
   Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.Dan tata letak yang efektif akan dapat menfasilitasi terjadinya aliran bahan, manusia dan informasi dalam suatu wilayah dan antar wilayah.
B. Tujuan tata letak
            Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja.
  Secara rinci tujuan tata letak sebagai berikut :
1.      Menggunakan ruang yang tersedia seefektif mungkin
2.      Meminimumkan jarak angkut dan biaya penanganan bahan
3.      Menciptakan keseimbangan dalam proses produksi
4.      Menyederhanakan proses produksi
5.      Mendorong semangat dan efektifitas kerja karyawan
6.      Menjagah keselamatan kerja dan barang-barang yang sedang diproses
7.      Menghindari berbagai bentuk pemborosan
C. Manfaat Layout
1.Meningkatkan jumlah produksi
    Tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran proses produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
2.Mengurangi waktu tunggu
   Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan beban dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan departemen yang lain. Keseimbangan ini akan dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin yang lain.
3.Manfaat proses pemindahan bahan
   Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan jika dibandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun peralatan produksi yang lain.
4.Penghematan penggunaaan ruangan
   Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masing-masing mesin terlalu berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan.
5.Efisiensi penggunaaan fasilitas
  Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat menciptakan pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan efisien.
6.Mempersingkat waktu proses
  Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau antara satu operasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu.
7.Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja
   Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertibdan rapi, sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan.
8.Mengurangi kesimpang-siuran
   Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan dari aliran proses produksi akan menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan.
 D. Desain Tata Letak
Hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan desain tata letak adalah
1)    Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi
2)    Aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik
3)    Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman
4)    Interaksi dengan pelanggan/klien yang lebih baik
5)    Fleksibilitas
E. Jenis-Jenis Tata Letak
   Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan, manusia dan informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu menetapkan hal-hal berikut :
a)      Peralatan penangan bahan
    Manager harus memutuskan peralatan yang akan digunakan, seperti ban berjalan, cranes, automated storage and retrieval system, juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan bahan.
b)      Kapasitas dan persyaratan luas ruang
    Desain tata letak dan penyediaan ruang hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin, dan perakitan diketahui.  Seperti persyaratan ruangan persegi empat minimal berukuran 6 x 6 kaki, ditambah toilet, kantin, tangga, lift, juga pencegahan masalah keamanan, kebisingan, debu, temperature, dan ruangan peraltan dan mesin.
c)      Lingkungan hidup dan estetika
    Penentuan tata letak juga membutuhkan keputusan mengenai jendela, penghijauan, dan tinggu atap untuk menyediakan aliran udara, mengurangi kebisingan, dan menyediakan keleluasaan pribadi.
d)     Aliran informasi
    Penentuan tata letak harus memperhatikan kelancaran komunikasi antar divisi, misalnya jarak antar ruang, pembatas setengah badan, atau ruang kantor terpisah.
e)      Biaya pergerakan antarwilayah kerja
   pertimbangkan hal hal yang berkaitan dengan pemindahan bahan dan kepentingan beberapa wilayah tertentun untuk didekatkan satu sama lain.
Jenis-jenis tata letak :
1.Tata Letak Kantor
    Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan informasi. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat perubahan teknologi.
    
2.Tata Letak Toko Eceran
   Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen.  Layout ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin.
3.Tata Letak Gudang dan Penyimpanan
   Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gedung.              konsekuensinya adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya (ruang) dalam gudang, yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan biaya perawatan material rendah.
    Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan material dalam gudang.
4.Tata Letak dengan Posisi Tetap
   Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan raya, jembatan, rumah dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit.
5.Tata Letak Berorientasi Proses
    Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.
  Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen. Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan mendapat keuntungan, antara lain :
  • Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.
  • Penggunaan ruangan yang efisien.
  • Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.
  • Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
  • Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk melayani konsumen.
6.Tata Letak Sel Kerja
    Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan pengaturan khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja tertentu. Sel kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak yang berorientasi pada proses.
   Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Sel kerja ini dikonfigurasi ulang sewaktu desain atau volume produk berubah. Keunggulan Sel kerja adalah:
  1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi
  2. Ruang yang dibutuhkan lebih sedikit
  3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi
  4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung
  5. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan

 7.Tata Letak Berorientasi Produk
   Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi yang digunakan adalah:
  1. Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
  2. Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus.
  3. Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
  4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
    Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Keuntungan utama dari tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
  1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
  2. Biaya penanganan bahan yang rendah.
  3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
  4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
  5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.

Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
  1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar.
  2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
  3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berbeda.
F.Macam Tipe Layout
1Layout Proses
            Yaitu proses pengaturan dan penempatan semua fasilitas pabrik seperti mesin dan peralatan yang memiliki karakteristik kerja yang sama atau memiliki fungsi yang sama ditempatkan pada satu departemen atau bagian, misalnya mesin bubut, mesin bor, mesin las, mesin sekrap dan lain sebagainya. 
2.Layout Produk
     Yaitu pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari produk tersebut. Tujuannya adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi. Pabrik perakitan mobil, lemari pendingin, mesin cuci, televise, dan sebagainya.Dengan menggunakan layout produk ini, satu masalah yang tidak dapat dihindari adalah sulitnya realokasi operasi diantara pekerja untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan permintaan.
 3.Layout Kelompok
    Adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik ke dalam daerah daerah atau kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan pemrosesan yang sama.
4.Layout Posisi Tetap
    Yaitu pengaturan material atau komponen produk yang dibuat akan tinggal tetap pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin-mesin, manusia, serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak atau berpindah menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut.
5.Layout Bentuk-U
   Adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produksi akhir berada pada posisi yang sama.

6.Layout Gabungan Garis dan Proses
   Yaitu penggabungan kedua tipe layout proses dan layout produk dengan cara menempatkan mesin-mesin dalam masing-masing departemen menurut tipe mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan proses.
7.Layout Gabungan Garis dan Bentuk-U
   Untuk mengatasi angka pecahan dalam jumlah pekerja, dapat ditempuh dengan menggabungkan beberapa lini bentuk-U menjadi satu lini terpadu.

G. Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Layout
  • Integrasi Secara Total
Menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua factor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar
  • Jarak Perpindahan Bahan Paling Minimun
Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam suatu industry dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin.
  • Memperlancar Aliran Kerja
Material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi atau gangguan skedul kerja.
  • Kepuasan dan Keselamatan Kerja
Suatu layout yang baik apabila pada akhirnya mampu memberikan keselamatan dan keamanan dari orang yang bekerja di dalamnya.
  • Fleksibilitas
Suatu layout yang baik dapat juga mengantisipasi perubahan-perubahan dalam bidang teknologi, komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat tanggap akan perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas pabrik diatur dengan memperhatikan prinsip fleksibilitas.

Daftar Pustaka
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat


Rivandi_ Strategi Proses



STRATEGI PROSES (PROCESS STRATEGY)
A. Pengertian  Strategi proses
    Strategi proses (process strategy) atau strategi transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa.
B.Tujuan Strategi Proses
   Tujuan strategi proses adalah menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan dari pelanggan dan spesifikasi produk yang ada dalam batasan biaya dan batasan manajerial lainnya. Proses yang dipilih akan berdampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi, serta fleksibilitas, biaya, dan kualitas barang yang diproduksi.
C. Jenis-Jenis Strategi Proses
  1. Fokus pada Proses (process focus) adalah sebuah fasilitas produksi yang diorganisasikan di sekitar proses-proses untuk memfasilitasi produksi bervolume rendah, tetapi keragamannya tinggi pada tempat yang disebut “job shop”.
  2. Fokus Berulang (repetitive focus) adalah proses produksi yang menggunakan modul yang berorientasi pada produk. Modul adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya yang sering berada dalam proses yang kontinu.
  3. Fokus pada Produk (product-focused) adalah fasilitas yang diorganisasikan di sekeliling produk, sebuah proses berorientasi produk bervolume tinggi, tetapi berkeragaman rendah. Proses ini juga disebut proses kontinu sebab mempunya lintasan produksi yang sangat panjang dan kontinu.
  4. Fokus Kustomisasi Massal adalah pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan yang semakin unik secara cepat dan murah. Namun, kustomisasi massal bukan hanya mengenai keragaman produk, tetapi juga bagaimana secara ekonomis mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dan kapan pelanggan menginginkannya dengan tepat.
D. Klasifikasi Proses Produksi
    Proses produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakteristik aliran prosesnya maupun tipe pesanan langganan.
1.Aliran proses atau urutan operasi
   Aliran proses adalah tahapan-tahapan yang dilalui dari bahan baku (input) menjadi produk jadi (output). Ada tiga tipe aliran proses:
a.      Aliran Garis
   Produk terstandarisasi dan mengalir dari satu operasi atau tempat kerja ke operasi berikutnya dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pola aliran garis biasanya efisien tetapi  tidak fleksibel.Operasi-operasi aliran garis dapat dibagi menjadi dua tipe produksi, yaitu :
   1.  Produksi Massa , Memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering disebut sebagai repetitive process.
   2.  Produksi Terus-menerus, Produksi yang ditandai dengan waktu produksi yang relatif lama untuk menghindari penyetelan-penyetelan, persiapan-persiapan lain dan kemacetan-kemacetan yang mahal.
 b.      Aliran Intermitten
   Aliran intermiten mempunyai ciri produksi dalam kumpulan-kumpulan atau kelompok-kelompok barang yang sejenis pada interval-interval waktu yang terputur. Suatu produk atau pekerjaan akan mengalir baku sampai dengan menjadi produk akhir tidak mempunyai pola yang pasti.Pola aliran intermiten sangat fleksibel dalam perubahan volume atau produk.Pola ini dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak distandarisasi atau volume produksinya rendah, karena pola ini adalah paling ekonomis dan melibatkan risiko paling kecil.

c.      Aliran Proyek
    Aliran ini digunakan unuk memproduksi produk-produk khusus atau unik. Biasanya setiap unit produk dibuat sebagai sauatu barang tunggal. Masalah signifikan dalam manajemen proyek adalah perencanaan, pengurutan, scheduling dan pengawasan kegiatan-kegiatan individual yang mengarahkan penyelesaiaan proyek secara keseluruhan.  
Perbedaan Karakteristik Proses
Karakteristik
Garis
Intermiten
Proyek
Produk



Tipe order
Kontinyu/kumpulan besar
Kumpulan
Unit Tunggal
Aliran produk
Berurutan
Berpola tidak pasti
Tidak ada
Variasi produk
Rendah
Tinggi
Sangat tinggi
Tipe pasar
Massa
Pesanan
Khusus (unik)
Volume
Tinggi
Menengah
Unit tunggal
Tenaga kerja



Ketrampilan
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tipe kegiatan
Bersifat pengulangan
Tidak rutin
Tidak Rutin
Upah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Kapital



Investasi
Tinggi
Menengah
Rendah
Persediaan
Rendah
Tinggi
Menengah
Peralatan
Mesin khusus
Serba guna
Serba guna
Sasaran



Fleksibilitas
Rendah
Menengah
Tinggi
Biaya
Rendah
Menengah
Tinggi
Kualitas
Konsisten
Lebih variabel
Lebih variabel
Waktu penyelesaian
Rendah
Menengah
Tinggi
Perencanaan dan
Pengawasan



Produksi
Mudah
Sulit
Sulit
Kualitas
Mudah
Sulit
Sulit
Persediaan
Mudah
Sulit
Sulit


2. Tipe Langganan
a.      Proses Produksi untuk Pesanan.
     Proses ini pada dasarnya memproduksi barang-barang dan jasa-jasa atas dasar permintaan atau pesanan tertentu langganan akan suatu produk. Dalam proses produksi untuk pesanan, kegiatan pemprosesan menyesuaikan dengan spesifikasi pesanan langganan secara individual.Faktor terpenting dalam pelaksanaan proses produksi untuk pesanan adalah waktu penyelesaian. Sebelum pesanan dilakukan, harus dilakukan kesepakatan waktu penyelesaian terlebih dahulu.
b.      Proses Produksi untuk Persediaan
   Proses ini menetapkan bahwa perusahaan selalu melakukan kegiatan produksi guna mengisi persediaan yang ada. Permintaan langganan  dipenuhi dengan produk-produk standar dari persediaan. Persediaan digunakan untuk memenuhi permintaan yang tidak pasti dan merencanakan kebutuhan kapasitas. Oleh karena itu, forecasting, manajemen persediaan, dan perencanaan kapasitas menjadi esensial bagi suatu operasi produksi untuk persediaan.Faktor terpenting yang harus diperhatikan adalah tindakan penggunaan aktiva produksi (persediaan dan kapasitas) dan pelayanan langganan, yang mencakup perputaran persediaan, pemanfaatan kapasitas, penggunaan kerja lembur, dan persentase permintaan dapat dipenuhi dari persediaan.


Perbedaan pokok kedua jenis proses produksi
Karakteristik
Pesanan
Persediaan



Produk
Spesifikasinya ditentukan langganan
Tidak distandarisasi
Volume kecil
Variasi besar
Relatif mahal
Spesifikasinya ditentukan perusahaan
Distandarisasikan
Volume besar
Variasi kecil
Relatif murah
Sasaran
Pemenuhan waktu penyelesaiaan dan pengelolaan kapasitas
Keseimbangan persediaan, kapasitas dan pelayanan
Masalah utama
Ketepatan pengiriman
Pengawasan pengiriman
Forecasting
Perencanaan produksi
Pengendalian persediaan

E. Keputusan Seleksi Proses
   Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan seleksi proses secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut :
1)      Kebutuhan modal.
2)      Kondisi pasar.
3)      Tenaga kerja
4)      Bahan mentah
5)      Teknologi
6)      Keterampilan manajemen

F. Analisis dan Desain Proses
   Saat menganalisis dan merancang proses untuk mengubah bahan baku menjadi barang dan jasa, terdapat pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Apakah prosesnya dirancang untuk mencapai keunggulan bersaing dari segi diferensiasi, respons cepat, atau biaya rendah?
  • Apakah prosesnya menghilangkan langkah-langkah yang tidak menambah nilai?
  • Apakah prosesnya memaksimalkan nilai pelanggan sebagaimana dilihat oleh pelanggan?
  • Apakah prosesnya akan mendatangkan banyak pesanan?
     Sejumlah perangkat dapat membantu memahami kompleksitas dari desain proses dan perancangan ulang proses. Kelima perangkat tersebut ialah:
  1. Diagram Alir merupakan suatu skema atau gambaran dari perpindahan bahan, produk atau orang.
  2. Pemetaan Fungsi Waktu adalah sebuah diagram alir dengan tambahan waktu pada sumbu horizontalnya. Diagram ini kadang disebut sebagai pemetaan fungsi waktu (time-function mapping) atau pemetaan proses (process mapping). Jenis analisis ini memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam hal langkah tambahan, pengulangan dan keterlambatan yang tidak perlu.
  3. Pemetaan Aliran Nilai adalah sebuah proses yang membantu manajer memahami bagaimana menambahkan nilai pada aliran bahan dan informasi mengenai keseluruhan proses produksi.
  4. Diagram Proses menggunakan simbol, waktu, dan jarak untuk mendapatkan cara yang objektif dan terstruktur untuk menganalisis dan mencatat berbagai aktivitas yang membentuk sebuah proses. Diagram ini memusatkan perhatian pada aktivitas penambahan nilai.
  5. Perencanaan Pelayanan Produk dengan tingkat pelayanan tinggi mungkin membutuhkan penggunaan teknik pemrosesan kelima. Perencanaan pelayanan (service blueprinting) merupakan teknik analisis proses yang memusatkan perhatian kepada pelanggan dan interaksi penyedia layanan dengan pelanggannya


Daftar Pustaka
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empa
T. Hani Handoko,2000. Dasar Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi .Yogyakarta :BPFE